lemondial-business-school

3 Dosen Lemondial Business School Menjadi Pengurus IKDKI Jakarta

Senin, 29 Juli 2024 | 17:45 WIB



3 Dosen Lemondial Business School Menjadi Pengurus IKDKI Jakarta

JAKARTA - Sebanyak tiga dosen Sekolah Tinggi Manajemen Pariwisata dan Logistik Lentera Mondial (STIM-PAL) LeMondial atau Lemondial Business School (LBS) masuk menjadi pengurus Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) Jakarta.

Penunjukkan tersebut dilaksankan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Gedung M, Lt. 8, Universitas Tarumanagara Jakarta, 27 Juli 2024.

Ketiga dosen LBS yang masuk ke pengurus IKDKI, yakni Fransiskus Amonio Halawa, S.Kom., MM yang akan mengemban tugas sebagai Anggota Bidang Kewirausaahan, Bisnis dan Investasi. Kemudian Laurensius Reinald Diansilves Due, S.Pd., M.Pd yang menjabat sebagai Anggota Bidang Kesejahteraan dan Pengembangan dan Daniel Deha, S. Fil., M.I.Kom yang mengemban tugas sebagai Anggota Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat.

Adapun Rakernas pertama IKDKI ini mengangkat tema "Bertumbuh Dalam Kasih Persaudaraan, Bersinergi Dalam Keberagaman, Berbakti Pada Negeri".

Rakernas dihadiri oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik RI, Drs. Suparman, SE. M.Si sebagai bentuk dukungan dari pemerintah Indonesia terhadap organisasi IKDKI.

Rakernas diperkirakan dihadiri 200 orang, terdiri dari para pengurus, dosen, dan mahasiswa-mahasiswi Katolik baik secara offline maupun online.

Dalam sambutannya, Ketua Umum IKDKI Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng menceritakan awal kisah perjalanan IKDKI yang tidak mudah. Semula, pengurus sudah merancang kegiatan untuk segera dijalankan di awal tahun 2020.

"Namun, Covid-19 membuat rencana kegiatan itu harus diatur ulang. Yang semula rencana dilaksanakan offline akhirnya harus dialihkan menjadi kegiatan online. Dan saat itu kita melakukan berbagai seminar dengan macam-macam topik," katanya.

Pasca pandemi, pengurus kembali menghidupkan asa untuk terus menggerakkan IKDKI. Setelah malalui proses panjang, akhirnya rekomendasi dari Konferensi Waligereja Indonesia diperoleh, menyusul surat rekomendasi dari Direkorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik RI. Lalu pendaftaran untuk legalitas di Kementerian Hukum dan HAM diajukan dan pengesahannya terbit pada 1 Februari 2024.

"Maka setelah urusan legalitas ini selesai, sekarang kita ingin melangkah ke depan. Inilah alasan mengapa diadakanlah Rakernas ini," kata Prof. Api.

Menurut Rektor Universitas Tarumanagara ini, perhatian pihak Gereja terhadap para dosen-dosen Katolik di kampus non-Katolik masih minim.

Bahkan, tidak ada yang memperhatikan mereka. Kalau kita tidak membantu mereka, minimal IKDKI menjadi wadah yang baik dan kondusif untuk kolaborasi ke depan.

Dalam acara talkshow, hadir tiga pembicara yakni Dirjen Bimas Katolik Drs. Suparman, SE. M.Si, Dewan Penasihat IKDKI Prof. Dr. Thomas Suyatno dan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D.

Kepada para dosen Katolik dan mahasiswa-mahasiswi yang hadir, Prof. Thomas mengimbau agar IKDKI menjadi organisasi yang benar-benar menghayati tagline-nya "Mumpuni dan Melayani".

Mumpuni berarti melaksanakan program kerja dengan jujur dan kritis. Para dosen Katolik dikenal sebagai pribadi yang kritis, namun profetis: profesional dan etis.

"Melayani memiliki makna sebagai tempat menerima aduan dari anggota. Karena itu, organisasi ini perlu iklas sekaligus bersedia untuk mendengarkan keluh-kesah anggota. Organisasi ini harus menjadi tempat untuk menangis," pesan Prof. Thomas.

Sementara Suparman mengharapkan agar Rakernas IKDKI ini bisa menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat jadi rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Bimas Katolik dalam mengambil kebijakan.

"Tentu saja saya sangat mengharapkan masukan dari para dosen yang hadir di sini. Saya percaya bahwa banyak isu yang bisa dibahas di Rakernas bisa menghasilkan rekomendasi untuk kami dalam mengurus 8,6 juta penduduk Katolik Indonesia saat ini," tegasnya.

Kemudian, Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro dalam paparannya mengajak IKDKI untuk menjadi garam dan terang dunia. Salah satu kontribusi nyata adalah terlibat dalam upaya peningkatan indeks pendidikan di Indonesia, yang saat ini masih cukup rendah.

Untuk mewujudkan hal ini, mantan Menteri Pertahanan RI ini mengimbau agar terjadi kolaborasi antar disiplin ilmu sehingga bisa melihat dan menyelesaikan sebuah persoalan dengan pendekatan multidimensi.

Menurutnya, saat ini sudah terjadi pergeseran dan perubahan dalam dunia pendidikan. Orang tidak lagi fokus untuk mengulas sebuah isu hanya dengan satu disiplin ilmu, tapi dengan melibatkan banyak dimensi. Ini adalah pergeseran dalam dunia pendidikan yang kita alami sekarang.

"Siapa yang bisa mengikuti perubahan tersebut secara aktif, maka ia akan bertahan. Kalau yang tidak bisa mengikuti perubahan, ia akan tersisih. Karena itu, silakan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sangat cepat saat ini," tegasnya.

Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, dalam sambutannya melalui video mengapresiasi kehadiran IKDKI dan mengharapkan agar IKDKI tetap menghayati dan menerapkan kasih dalam usaha menjadi pendidik Katolik yang baik.

"Atas nama Bapa Suci Paus Fransiskus saya menyapa Anda semua para peserta Rakernas IKDKI. Saya mengenal organisasi Anda dengan baik. Semoga Anda semua dapat melayani dengan kasih," ujar Mgr. Piero Pioppo.

Setelah makan siang, acara kemudian dilanjutkan dengan pleno dari masing-masing bidang tentang program strategis tiap bidang. Pleno ini jadi kesempatan untuk mendiskusikan kegiatan-kegiatan yang bisa dilaksanakan ke depan.

Tujuan dari program yang dipresentasikan dalam Rakernas 2024 ini adalah bagaimana meningkatkan sumber daya para dosen Katolik dan bisa berkontribusi bagi Gereja dan bangsa Indonesia.